Terbaru

Minggu, 20 November 2011

Agar Menjadi Kenangan Terindah

Ada sepasang pengembara yg melakukan perjalanan panjang.
dan kini sepasang pengembara itu tengah melintasi padang pasir
yg begitu luas, di mana pun mata memandang,
hanya horison pasir yg terbentang..

Begitu banyak tapak2 kaki di belakang mereka
seakan akan membentuk jejak yang tak putus.
debu-debu pasir menerpa tubuh mereka semakin
lama semakin melemah..

Dari kejauhan tanpak badai besar akan datang
dan saat badai itu mendekati mereka, terasa sekali
Hembusannya benar-benar kuat, tubuh mereka pun limbung.
akibat Terpaan badai yang begitu kuatnya..

Mereka saling berpegangan tangan
dan akhirnya terbebas dari badai
yang sangat mengancam nyawa itu

Namun, musibah yang mereka alami
tidak sampai disitu, ada musibah lain
yang menimpa mereka. Bekal minum mereka telah habis
tanpa sedikitpun tersisa, itu semua karena ulah Badai
besar yang membawa sisa air minum pelepas dahaga mereka

“Huffft..Sepertinya kita mati kehausan
di padang pasir ini, “ ujar seorang pengembara yang masih muda.

Kedua pengembara itu pun hanya bisa duduk termenung,
dan menyesali hilangnya bekal minum mereka.

Seseorang pengembara yang terlihat tenang
menulis sesuatu di atas pasir dengan ujung jarinya.

“Kami sedih. Kami kehilangan bekal minuman kami di tempat ini.
” Pengembara yang lain tampak bingung, namun tetap membereskan perlengkapannya.

Kedua pengembara melanjutkan perjalanan.
dengan harapan akan mendapatkan air untuk diminum

“Kita selamat, seru seorang pengembara,
“lihat, ada air disana.
” Mereka setengah berlari ke arah air itu.
Untunglah, itu bukan fatamorgana.

Tampaklah sebuah kolam kecil dengan air jernih yang cukup banyak.
Keduanya pun dengan perasaan bahagia segera minum sepuas-puasnya,
dan mengambil sisanya untuk bekal perjalanan mereka yang masih panjang.

Sambil beristirahat, pengembara yang sama mulai menulis sesuatu.
Pisau yang digenggamnya digunakan untuk memahat di atas sebuah batu.
“Kami bahagia. Kami dapat melanjutkan perjalanan karena menemukan tempat ini.”

Merasa bingung dengan tingkah sahabatnya,
pengembara yang terlihat lebih muda mulai bertanya.

“Mengapa kini kau menulis di atas batu kawan,
sementara tadi aku sendiri melihatmu menulis di atas pasir
saat kita kehilangan bekal minum?

Maka, tersenyumlah pengembara bijak mendengar pertanyaan itu,
sang sahabat mulai menjawab. “sahabatku, Saat kita mendapat kesusahan,
jangan ragu untuk menuliskan semuanya itu dalam pasir.

Biarkan angin keikhlasan akan membawanya jauh dari ingatan.
Biarkan catatan itu akan hilang bersama menyebarnya pasir ketulusan.
Biarkan semuanya lenyap dan pupus.”

“Namun, ingatlah Sahabat, saat kita mendapat kebahagiaan,
adalah hal yang sangat penting jika kamu memahatkan kemuliaan itu dalam batu,
agar tetap menjadi kenangan yang indah dan membuat hati kita bahagia.
agar tak ada sesuatu yang dapat menghapusnya. Biarkan catatan kebahagiaan itu tetap ada
dan Biarkan juga semuanya tersimpan dengan baik.”

Keduanya kembali tersenyum.
Bekal minuman telah cukup,
dan merekapun kembali meneruskan perjalanan mereka.



Sahabat.
Kesedihan dan kebagaiaan 
adalah 2 hal yang pasti akan dialami 
oleh siapa saja 2 hal inilah yg bisa mewarnai 
panjangnya jalan hidup ini. dan Keduanya juga pasti akan 
memberikan semacam memori yang kerap membuat kita terkenang.

Namun, bersikap seperti pengembara tadi 
adalah pilihan yang tepat untuk membuat hidup ini 
semangin hidup dengan semangat yang terpancar dari mata air keikhlasan

Sungguh...
tidak ada kerugian untuk menjadi orang yang pemaaf
yang mampu untuk menuliskan setiap kesedihan
yang dialaminya di dalam pasir, agar angin keikhlasan
mampu membawanya pergi dengan damai
jadilah orang yang tegar, yang mampu melepaskan
setiap kesusahan bersama terbangnya angin ketulusan

Sahabat...
Cobalah untuk selalu mengingat akan semua potensi diri
dan segala kebaikan dan kebahagiaan yang kita miliki.
Simpanlah semua itu dalam kekokohan hati kita,
agar tak ada apapun yang mampu menghapusnya.
agar tak ada angin kesedihan yang mampu melenyapkannya.

Percayalah..
angin kebahagiaan dan keikhalasan,
akan mampu menggantikan jutaan tulisan kesedihan
yang kita alami di atas pasir kesusahan.
Sementara, pahatan kebahagiaan kita,
akan selalu terkenang dan membuat
kita optimis dalam menjalani panjangnya hidup ini.

La Tahzan, karna setiap cobaan
dapat dilalui dengan kesabaran
La Tahzan, Karna jalan berliku
dapat ditempuh dengan keikhlasan


Mari kita nikmati detik-demi detik seiring perjalanan waktu
dengan senyum keikhlasan kita perbanyak ibadah dan beramal salih
agar sang pencipta berkenan menempatkan kita ditempat mulia dialam surgawi


Kang Robby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar